Desain Ruang Kota dan Kehidupan Sosial *

Selasa, 01 Juli 2008
(Urban Space Design and Social Life)
Suzanne H. Crowhurt Lennard dan Henry L. Lennard

Arsitektur dan perancangan ruang kota menggunakan ‘bahasa desain’ non verbal untuk menciptakan hubungan-hubungan kalimat dan untuk membuat pernyataan yang bernilai. Lalu diidentifikasikan sehingga sebuah desain tersebut dapat sesuai dengan keadaan masyarakat dan pengguna. Hubungan-hubungan yang saling terkait tersebut adalah :

  • Hubungan antara perancangan ruang kota dan bentuk kehidupan sosial masyarakat,
  • Hubungan antara fungsi bangunan dan kehadiran orang-orang di jalanan dan lapangan,
  • Hubungan antara kualitas estetika arsitektur dan ketertarikan penghuni kota di lingkungannya,
  • Hubungan antara bentuk ruang publik kota dan kesejahteraan sosial dan emosi penghuni kota.
Dalam kata lain perancangan kota hendaknya memberikan rasa kenyamanan dan kesejahteraan serta terbuka sehingga masyarakat dapat bebas melakukan komunikasi secara langsung. Donald appleyard menyebut hal ini sebagai “peduli lingkungan”.
Prinsip-Prinsip Sosial dan Prinsip-Prinsip Desain
Fungsi-fungsi sosial pendukung dan pengalaman sosial yg dapat diwujudkan dapat menjadi elemen-elemen arsitektural yang menjadi pemberi kontribusi pada sebuah perancangan kota antara lain:
  1. Menyediakan keamanan dan akses yang mudah bagi semua anggota masyarakat
Memerhatikan seluruh anggota masyarakat terutama anak-anak, orang jompo, dan penyandang cacat dalam berlalu lintas, yaitu dengan membuat jaringan jalan pedestrian yang dapat diakses pada ruang kota.
  1. Memfasilitasi fungsi rutin dan tetap penghuni lokal
Ruang kota dapat memajukan kehidupan publik yang terpusat di masyarakat, akses yang mudah untuk semuanya, dan berisi bangunan dengan bermacam-macam fungsi, misalnya komersial, budaya dan hunian. Ruang kota yang memiliki pelayanan terbaik sebagai pusat dari kehidupan komunitas merefleksikan banyak karakteristik yang sama dalam skala yang lebih kecil. Ruang-ruang kota multifungsi yang mengakomodasikan banyak pemakaian dan aktifitas-aktifitas yang ada di wilayah kota da melayani integrasi sosial masysrakat serta menghasilkan anggota-anggota dalam komunitas mayarakat.
  1. Membuat masyarakat merasa berarti dan mendukung prestise mereka
Sasaran utama adalah untuk membuat dimensi yang layak untuk kebutuhan sosial, sebuah setting yang bernafas, sangat manusiawi dan suatu skala kemanusiaan. Ukuran optimal dari ruang kota terhubung pada kehidupan sosial yang berlangsung di sana. Ruang seharusnya mengakomodasikan kesibukan tetap yang terjadi sehari-hari atau mingguan. Skala arsitektural dan proporsi desain fasade dari sekitar bangunan-bangunan, ketinggian keseluruhannya, dimensi vertikal dan horisontal, harus diskalakan pada proporsi dan pemakaian manusia. Lantai 5 dan lantai 6 merupakan batas dari suatu bangunan yang menggunakan skala manusia. Karakter fasade-fasade yang mengelilingi suatu ruang publik itu menimbulkan pengaruh atas atmosfer di daerah publik, membuat masyarakat merasa tidak disambut atau tidak diharapkan.
  1. Memperkuat rasa menjadi bagian dari masyarakat
Dapat dirasakan melalui pengalaman desain seseorang dan pada daya lingkup visual. Hal ini didapat melalui ruang publik kota yang diciptakan melalui jejeran bangunan yang membentuk dinding-dinding bangunan sehingga memfokuskan masyarakat untuk melihat kejadian-kejadian dalam ruang tersebut. Contohnya: Piazza San Marco di Venesia, Il Campo di Sienna, Plaza Mayor di Samalanka, Piazza Ducale di Vigevano, dan Grande Place di Brussels.
  1. Menambah rasa keingintahuan dan eksplorasi
Kekayaan detail fasade dan tekstur yang bermacam - macam serta warna bahan bangunan memberikan rangsangan sensual dan memberi gambaran menarik bagi mata untuk mengeksplorasi permukaan gedung. Muka gedung yang diperagakan membuat pola pergantian cahaya dan bayangan tiap jamnya, menambah kesadaran akan waktu. Keragaman bentuk gedung bersejarah merangsang keingintahuan nilai kota di masa lalu, pergantian nilai – nilai dan gaya hidup.
  1. Bingkai arti dan pengalaman yang tidak terlupakan
Sejarah Struktur bangunan memberikan pengalaman yang berarti dan memori yang tak terlupakan. Memori kita terikat untuk mengenali / mengidentifikasi lokasi di mana pengalaman yang berarti terjadi.
  1. Mengarahkan manusia dan memfasilitasi beragam aktivitas
Penggunaan background arsitektur, perubahan level, tekstur lantai dan focal point dapat digunakan sebagai orientasi atau penunjuk arah dan dapat memfasilitasi berbagai macam aktifitas. Perlu adanya perbedaan antara satu ruang dan ruang yang lain yang saling berbeda fungsi. Menyediakan suatu titik yang jelas dan bisa diingat sebagai tempat bertemu dan berkumpul.
  1. Memungkinkan beragam individu merasa di rumah sendiri
Kemampuan untuk membuat beragam individu menggunakan ruang secara nyaman, atau merasa memiliki untuk sementara waktu. Ruang kota yang baik menyediakan tipe tempat duduk yang sangat beragam. Taman dapat disusun untuk mengalihkan lalu lintas pejalan kaki, dan untuk menciptakan daerah sepi, cocok bagi individu dan kelompok untuk duduk-duduk atau bagi anak-anak untuk bermain.
  1. Memperkuat hubungan untuk komunikasi interpersonal langsung (kontak mata, suara dan pengenalan wajah
Ruang publik yang paling berhasil, dalam konteks desain adalah ruang publik yang berhasil membuat interaksi sosial antar individu secara langsung bahkan dengan orang asing sekalipun.

KESIMPULAN
Perlu adanya pendekatan ekologis dalam desain kota yang menghargai fungsi historis, hubungan sismetik dan proses sosial serta kebutuhan dari penghuni kota.
* tulisan ini merupakan resume tranlet dari artikel yang sebenarnya. untuk tugas kecil APA4 tahun 2006.udah lama ya?

2 komentar:

  1. Kang Boim mengatakan...:

    wah arsitek ya....dulu sempet belajar...tp cuma sebentar soalnya pusing.....nice post :D

  1. D'aRcH mengatakan...:

    iya nih...kmrn sedang buka2 file tugas yang lama...
    ketemu yang bagus di posting deh.